
Beberapa waktu dulu saat berita tawuran pelajar sedang ramai dibicarakan media massa, saya banyak berpikir tentang banyak hal. Tentang kedzaliman apa yang mungkin sudah kita perbuat sehingga pertengkaran yang berawal dari kelabilan pelajar itu terjadi. Mungkin; dan saya masih terus bermungkin-mungkin tentang hal tersebut. Mungkin karena mereka, atau bahkan kita masih belum mendapat cara terbaik untuk berkarya.
Saya lalu mencoba membayangkan jika berada dalam kondisi itu. Pelajaran sekolah yang padat. Keinginan bermusik, berfoto, bernyanyi, menulis, atau bahkan memanjat tebing yang tak terwujudkan. Ujian nasional yang mengikat, yang membuatku khawatir akan mengecewakan orang tua yang tidak lulus. Ocehan guru-guru, ejekan teman yang tak tertahankan di dada, atau bahkan ancaman-ancaman fisik ataupun mental. Apaplah lagi yang bisa saya lakukan selain konfoi di jalan-jalan, berkendara seenak saya, saling mencasi, lalu menyerang. Jikapun ada yang terbunuh, itu sama sekali tidak ada yang menginginkan!
***
Dan syarat berkarya hanya satu: selesaikan!
Maka saya sungguh-sungguh mengajak siapapun. Mari saling percaya. Tidak akan lagi ada kebencian pada diri sendiri. Tidak akan lagi ada umpatan untuk keadaan. Tidak ada lagi marah atas ejekan apapun. Tak ada lagi pesimis dan kecil hati yang menyergap; walau dilarang ribuan kali. Tak ada lagi tangis. Tak ada lagi rasa kecewa. Tidak akan ada lagi keluhan atas setiap masalah; karena dia sejatinya adalah pasangan hidup kita. Tidak ada lagi kekerasan. Tidak akan ada lagi iri-dengki pada siapapun. Tidak ada lagi jalan buntu.
Tak perlu dengar kata mereka! Teruslah berjalan! Tidak akan kita pedulikan! Karena kitalah yang terus berkarya. Dalam derap langkah yang satu-satu, semakin menyatu dengan Tuhan.
Karena berusaha berkarya, adalah belajar-menerima-memberi sekaligus.
***
Tuhan, aku mohon padaMu.
Tunjukilah kami jalan untuk menemukanMu, yang artinya menemukan diri kami sendiri
dalam pengabdian hidup;
mudahkanlah pikiran dan hati kami
untuk melakukan, membuat, dan mencari apapun yang kami suka
segera, segera, segera
jadi bekal pertemuan kami denganMu
amin.
***
Kita adalah hati yang tertindas
Kitalah langkah yang berhenti berjalan
Kitalah mimpi yang tak terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang
Kita memahami yang sesungguhnya
Dan tak harus menjelaskan semua
Tanpa pedulikan kata mereka
Kita berjalan melawan dunia
Hanya bisa bicara
Mereka tak beri jawaban
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Kita adalah hati yang tertindas
Kitalah langkah yang berhenti berjalan
Kitalah mimpi yang tak terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Kitalah langkah yang berhenti berjalan
Kitalah mimpi yang tak terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang
Kita memahami yang sesungguhnya
Dan tak harus menjelaskan semua
Tanpa pedulikan kata mereka
Kita berjalan melawan dunia
Hanya bisa bicara
Mereka tak beri jawaban
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Kita adalah hati yang tertindas
Kitalah langkah yang berhenti berjalan
Kitalah mimpi yang tak terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
(NOAH ~ Melawan Dunia)
No comments:
Post a Comment
berikan komentarmu tentang tulisan saya, di sini.