
Selayaknya tugas kuliah yang belum juga selesai hingga satu jam sebelum deadlinepengumpulan, atau skripsi yang masih tertunda hingga semester demi semester berakhir.
Ya, tidak ada yang salah. Semua itu hanya ketertundaan.
Seperti
banci-banci yang mengamen di perempatan lampu merah, atau pengemis
kecil yang sudah kita duga bahwa aksinya adalah pesanan para cukong.
Atau koruptor yang terus menerus tergoda oleh uang transport saat harus
memenangkan tender ini, memenangkan calon itu atau apapun itu.
Sebenarhyalah
manusia pasti memiliki hati nurani, karena kesemuanya lahir dalam
keadaan yang suci. Bersih, tanpa pikiran-pikiran jahat yang
diketahuinya. Kita semua.
Lalu siapakah dia yang suka
merampok, menganiaya, atau membunuh? Yang saya yakini, siapapun dia,
dialah manusia. Dia yang masih punya detik-detik merenung setelah
melakukan sesuatu –tak peduli benar atau salah, tentang apa yang ia
cari, apa yang ia tuju dan untuk apa semuanya itu ia lakukan.
Begitu
juga dengan penipu, pembohong atau pezina. Tak ada satupun dari mereka
yang tak pernah bertanya, saya sangat yakin itu. Setidaknya sedetik,
atau setengah detik: tentang apa yang ia cari, tuju dan untuk apa
kesemuanya itu.
Karena mereka lahir dalam keadaan suci. Tidak ada
yang menyentuhnya saat itu, dan tak ada yang salah dalam dirinya. Dan
kata ‘Salah’ adalah hanya sebuah kata. Ciptaan manusia.
Karena
itulah yang saya renungkan dari kalimat Tuhan, “Aku lebih dekat dari
urat nadi manusia”. Karena itulah yang saya renungkan dari kisah pelacur
yang masuk ke dalam surga. Karena banyak hal yang saya jalani jugalah,
kata ‘Salah’ menjadi kata yang harus hati-hati saya ungkapkan.
Jangan cintai apapun. Cukup cintai nurani yang kata-katanya mengikuti cinta Tuhan kita.. :)
No comments:
Post a Comment
berikan komentarmu tentang tulisan saya, di sini.